Jumat, 15 Oktober 2010

RELIEF MUKA BUMI DAN VULKANISME

Setelah mempelajari kegiatan beljar ini diharapkan Anda dapat:
1. menjelaskan perbedaan tenaga eksogen dan endogen;
2. menyebutkan bentuk-bentuk muka bumi di daratan;
3. menyebutkan bentuk-bentuk muka bumi di lautan;
4. menyebutkan gejala-gejala vulkanisme;
5. menyebutkan gejala pasca vulkanisme;
6. menyebutkan pemanfaatan vulkanisme; dan
7. menjelaskan permasalahan vulkanisme.
Jika Anda pernah jalan-jalan di pegunungan, dataran rendah, pinggir pantai atau
menyelam di dasar laut, tentu Anda akan mendapatkan keindahan alam yang
luar biasa. Memang bentuk muka bumi indah. Permasalahan yang mendasar
kenapa permukaan bumi ini tidak rata? Di sekitar lingkungan kita ada dataran
tinggi, dataran rendah, lembah, bukit, gunung, atau pegunungan. Begitu pula di laut, seperti
di daratan bentuknya tidak rata. Apakah yang menyebabkan permukaan bumi ini tidak rata?
Terjadinya bentuk muka bumi tersebut diakibatkan oleh adanya dua tenaga yaitu tenaga
endogen dan tenaga eksogen. Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam
bumi. Sedangkan tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari permukaan bumi. Untuk
lebih jelasnya tentang kedua tenaga ini, Anda ikuti penjelasan berikut dengan seksama.
A. Tenaga Endogen dan Eksogen

1. Tenaga Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya membentuk permukaan
bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu daerah dulunya permukaan bumi rata
(datar) tetapi akibat tenaga endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau
pegunungan. Pada bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah
atau jurang.
Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu tektonisme, vulkanisme,
dan seisme atau gempa.
a. Tektonisme
Tektonisme adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang menyebabkan
terjadinya dislokasi (perubahan letak) patahan dan retakan pada kulit bumi dan
batuan. Berdasarkan jenis gerakan dan luas wilayah yang mempengaruhinya,
tenaga tektonik dapat dibedakan atas gerak orogenesa dan epirogenesa.

Gerak orogenesa adalah gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan meliputi
daerah yang relatif sempit. Gerakan ini menyebabkan terbentuknya pegunungan.
Contohnya terbentuknya deretan lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik.
Sedangkan gerak epirogenesa adalah kebalikan dari gerak orogenesa. Gerakan
ini sangat lambat, dan meliputi areal yang sangat luas.
Bila permukaan bumi bergerak turun, sehingga permukaan laut tampak seolaholah
naik, maka gerak epirogenesa disebut gerak epirogenesa positif. Contohnya
terjadi di pantai Timor dan pantai Skandinavia. Sebaliknya gerak epirogenesa
negatif terjadi apabila permukaan bumi naik, sehingga tampak seolah-olah
permukaan air laut turun. Contohnya terjadi di Teluk Hudson.

b. Vulkanisme
Vulkanisme adalah semua gejala alam yang terjadi akibat adanya aktivitas
magma. Bagaimana terjadinya vulkanisme? Vulkanisme sebenarnya sebagai
akibat dari kegiatan tektonisme. Kegiatan tektonisme ini akan mengakibatkan
retakan-retakan pada permukaan bumi yang menyebabkan aliran lava dari bagian
dalam litosfer ke lapisan atasnya bahkan sampai ke permukaan bumi. Kegiatan
magma itulah yang dinamakan vulkanisme. Hasilnya dapat dilihat pada gunung
berapi. Uraian tentang vulkanisme ini Anda pelajari dalam penjelasan selanjutnya.
c. Seisme (gempa)
Pernahkah Anda mengalami gempa? Jika pernah, apa yang Anda rasakan?
Benar, bumi atau lantai yang kita pijak terasa bergoyang. Gempa bumi bisa terjadi
siang atau malam hari. Mungkin saja di siang hari Anda sedang duduk di kursi,
tiba-tiba kursi bergoyang, air dalam gelas bergoyang dan tumpah, gantungan
listrik berayun, pintu dan jendela berderak, dan tiba-tiba di luar orang-orang
berteriak, gempa... gempa... Gempa seperti ini mungkin pernah atau sering terjadi
di daerah Anda. Bahkan gempa bisa menimbulkan petaka yang hebat, misalnya
menyebabkan tanah longsor, bangunan roboh, banjir, gelombang pasang, bahkan bisa menelan korban mahluk hidup termasuk manusia. Misalnya gempa yang
terjadi di Tokyo Jepang tahun 1933 menelan korban 60.000 manusia dan 300.000
rumah hancur. Sekarang coba Anda sebutkan di daerah mana saja gempa yang
terjadi di Indonesia! Ya benar, misalnya gempa yang terjadi di Bengkulu, atau di
Nusa Tenggara Timur yang menewaskan banyak orang.
Tahukah Anda apa yang menyebabkan terjadinya gempa? Zaman dulu di
beberapa daerah konon ada yang percaya bahwa gempa disebabkan bumi ini
terletak di ujung tanduk sapi (dewa). Sang Sapi mendapat laporan bahwa bumi
ini sudah kosong oleh orang-orang baik. Bumi ini hanya diisi oleh orang jahat.
Sehingga Sang Sapi menggoyangkan kepalanya untuk memberikan peringatan
pada manusia melalui gempa.
Tentunya Anda tidak akan percaya dengan cerita di atas. Sesungguhnya gempa
terjadi akibat getaran kulit bumi yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi.
Bagaimana getaran itu terjadi? Kerak bumi ini merupakan lempengan yang kaku.
Di daerah yang labil, lapisan litosfer ini mengalami perubahan letak. Misalnya di
satu bagian terangkat ke atas, sedangkan di bagian sebelahnya menurun atau
bertahan pada kedudukannya. Pelengkungan pada perbatasan antara dua bagian
yang bergeser ini menimbulkan ketegangan yang lama-kelamaan akan patah
yang mendadak. Patahan yang mendadak itulah yang menimbulkan getaran
gempa.
Tenaga dari dalam bumi yang menyebabkan gempa ini bermacam-macam.
Karena itu gempa dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, bentuk
episentrumnya, letak hiposentrumnya, jarak, dan letak episentrumnya.
Berdasarkan peristiwa yang menimbulkannya, gempa dibagi menjadi gempa
tektonik, gempa vulkanik, dan gempa runtuhan:
1) Gempa tektonik merupakan jenis gempa yang terkuat dan bisa meliputi
wilayah yang luas. Gempa ini merupakan akibat dari gerakan gempa tektonik
yaitu berupa patahan atau retakan.
2) Gempa vulkanik yaitu gempa yang terjadi sebelum atau pada saat gunung
berapi meletus. Gempa ini hanya terasa di daerah sekitar gunung berapi,
sehingga tidak begitu kuat jika dibandingkan dengan gempa tektonik.
3) Gempa runtuhan yaitu gempa yang terjadi akibat runtuhnya atap gua yang
terdapat di dalam litosfer, seperti gua kapur atau terowongan tambang. Gempa
ini relatif lemah dan hanya terasa di sekitar tempat runtuhan terjadi.
Masih banyak penggolongan jenis gempa. Misalnya berdasarkan bentuk
episentrumnya, dibedakan menjadi 2 macam, yaitu gempa linier dan gempa
sentral. Gempa linier yaitu episentrumnya berupa garis. Sedangkan gempa sentral
yaitu episentrumnya berbentuk suatu titik. Berdasarkan letak kedalaman
hiposentrumnya dibedakan menjadi tiga macam gempa, yaitu gempa dalam,
gempa intermedier (menengah), dan gempa dangkal. Berdasarkan jarak
episentrumnya, gempa dibedakan menjadi tiga macam, yaitu gempa setempat,
gempa jauh, dan gempa sangat jauh. Berdasarkan letak episentrumnya, gempa
dapat dibedakan menjadi gempa laut dan gempa darat.

Sekarang tugas Anda mencari penjelasan pengelompokan jenis gempa tersebut!
Berikan pula contoh-contohnya. Jenis gempa apa saja yang pernah terjadi di
daerah Anda? Diskusikan dengan temanmu dan beritahukan hasil diskusimu
pada guru bina/pamong! Jika sudah selesai, kita lanjutkan pada materi
selanjutnya!

2. Tenaga Eksogen
Pernahkah Anda melihat pengikisan pantai? Setiap saat air laut menerjang pantai
yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan
yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi
dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian
hari semakin kecil akibat tiupan angin.
Ilustrasi di atas merupakan contoh tenaga eksogen. Jadi tenaga eksogen adalah
kebalikan dari tenaga endogen, yaitu tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifat umum
tenaga eksogen adalah merombak bentuk permukaan bumi hasil bentukan dari
tenaga endogen. Bukit atau tebing tadi yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis
oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi. Secara umum tenaga
eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu:
a. Atmosfere, yaitu perubahan suhu dan angin.
b. Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser,
dan sebagainya.
c. Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia.

Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh
tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta
sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau
vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian
puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan
hanya grafitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian
lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang
kasar sampai yang halus.
Bagaimana sampai di sini bisa dipahami? Jika masih belum coba baca kembali
terutama bagian yang dianggap sulit. Bagi Anda yang sudah paham, bagus! Kita
lanjutkan pada bentuk-bentuk muka bumi di daratan.
B. Bentuk-Bentuk Muka Bumi di Daratan
Coba Anda perhatikan bentuk permukaan bumi di sekitar tempat tinggal Anda. Mungkin
Anda berada di daerah pegunungan, gunung, bukit, dataran tinggi, dataran rendah,
lembah, ngarai/canyon, atau bentuk lainnya. Seperti telah dijelaskan dalam bahasan
sebelumnya, perbedaan bentuk muka bumi ini disebabkan oleh tenaga endogen dan
eksogen. Untuk memahami lebih jauh tentang bentuk muka bumi khususnya di daratan,
Anda pelajari penjelasan berikut.
1. Gunung
Anda pernah melihat gunung atau mungkin mendakinya. Jika dipandang dari kejauhan
gunung sungguh pemandangan yang indah. Gunung adalah bentuk muka bumi yang
berbentuk kerucut atau kubah yang berdiri sendiri. Pada beberapa gunung ditemukan
juga yang bersambung dengan gunung lainnya, namun bentuk terpisahnya masih
jelas.
Umumnya gunung merupakan gunung berapi. Gunung berapi ini ada yang masih
utuh dengan kepundan di tengahnya, misalnya gunung Ciremai, gunung Muria,
gunung Dompo Batang, dan banyak lagi gunung lainnya. Ada pula gunung berapi
yang hanya merupakan sisa dari gunung api lama yang telah terpotong-potong oleh
letusan yang hebat pada masa lampau, misalnya gunung Burangrang yang
merupakan sisa gunung api Sunda di Jawa Barat, dan Pulau Sertung yaitu bagian
sisi gunung Krakatau.
Bentuk gunung menjulang tinggi, yang berguna sebagai penahan awan. Akibatnya
daerah yang ada di daerah bawah dan sekitar gunung bisa sering terjadi hujan.
Adanya hujan ini bisa menjadikan hutan. Hutan dapat berfungsi menyimpan air,
akibatnya di sekitar hutan sering ditemukan mata air dan sungai-sungai yang sangat
bermanfaat bagi kehidupan mahluk hidup.
Coba cari gunung di sekitar tempat tinggal Anda, kemudian bandingkan apakah
gunung itu masih utuh atau sisa dari letusan gunung berapi. Anda jelaskan pula
manfaat gunung di sekitar tempat tinggalmu. Hasilnya diskusikan dengan teman
Anda, kemudian laporkan pula hasil diskusi kepada guru bina!

2. Pegunungan
Apa bedanya antara gunung dan pegunungan? Tadi telah dijelaskan di atas bahwa
gunung merupakan bentuk muka bumi yang menjulang tinggi berbentuk kerucut
atau kubah dan berdiri sendiri. Sedangkan pegunungan merupakan suatu jalur
memanjang yang berhubungan antara puncak yang satu dengan puncak lainnya,
misalnya Pegunungan Yura di Prancis dan Pegunungan Panini di Inggris. Di Indonesia
juga banyak ditemukan pegunungan. Coba Anda diskusikan dengan teman,
pegunungan yang ada di Indonesia. Benar jawaban Anda, pegunungan dimaksud
diantaranya Bukit Barisan di Sumatera.
Apa yang menyebabkan terjadinya pegunungan? Pegunungan terbentuk pada waktu
terjadinya gerak kerak bumi yang dalam dan luas. Karena itu daerah pegunungan
biasanya relatif luas. Secara sederhana dapat kita membedakan pegunungan tua
dan pegunungan muda. Pegunungan tua merupakan pegunungan yang relatif rendah
dengan puncaknya yang relatif tumpul dan lerengnya landai. Misalnya Pegunungan
Skandinavia dan Pegunungan Australia Timur yang terbentuk pada zaman Primer
(Paleozoikum). Sedangkan pegunungan muda pada umumnya tinggi dengan
puncaknya yang runcing dan lerengnya relatif curam. Pegunungan lipatan yang paling
muda adalah hasil pengangkatan zaman tertier, misalnya Sirkum Mediterania dan
Sirkum Pasifik.
a. Pegunungan Lipatan
Pegunungan lipatan disebabkan oleh terlipatnya lapisan (strata) sedimen yang
besar karena tekanan dari dalam bumi. Akibat proses pelipatan ini, lebar lapisan
sedimen menciut sedangkan tebalnya bertambah. Lapisan sedimen yang terlipat
itu disebut lipatan atas atau disebut juga antiklinal. Sedangkan lapisan sedimen
yang terlipat ke bawah dinamakan lipatan bawah atau sinklinal. Untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar berikut ini!

b. Pegunungan oleh Pengangkatan Kerak Bumi
Ada pegunungan yang disebabkan oleh pengangkatan kerak bumi. Pengangkatan
kerak bumi ini khususnya sepanjang garis sesar atau garis retakan. Oleh karena
itu gunung ini disebut gunung bungkah atau horst. Untuk lebih jelasnya perhatikan
gambar berikut ini!

c. Pegunungan Sisa
Kenapa disebut pegunungan sisa? Pegunungan ini terjadi apabila pegunungan
yang tinggi terkikis oleh denudasi dalam jangka waktu yang lama. Gunung
semacam ini sering juga disebut gunung denudasi atau gunung relik. Denudasi
adalah peristiwa terbukanya atau terkelupasnya batuan asli pada peristiwa
pelapukan.

3. Dataran Tinggi
Dataran luas yang letaknya di daerah tinggi atau pegunungan disebut dataran tinggi.
Dataran tinggi terbentuk sebagai hasil erosi dan sedimentasi. Dataran tinggi
dinamakan juga plato (plateau), misalnya Dataran Tinggi Dekkan, Dataran Tinggi
Gayo, Dataran Tinggi Dieng, Dataran Tinggi Malang, atau Dataran Tinggi Alas.
Dataran tinggi biisa juga terjadi oleh bekas Kaldera luas, yang tertimbun material
dari lereng gunung sekitarnya. Misalnya Dataran Tinggi Dieng (Jawa Tengah) yang
diduga oleh proses seperti itu.

4. Dataran Rendah
Dataran rendah adalah tanah yang keadaannya relatif datar dan luas sampai
ketinggian sekitar 200 m dari permukaan laut. Tanah ini biasanya ditemukan di sekitar
pantai, tetapi ada juga yang terletak di pedalaman. Di Indonesia banyak dijumpai
dataran rendah, misalnya pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa Barat, pantai
selatan Kalimantan, Irian Jaya bagian barat, dan lain-lain. Dataran rendah terjadi
akibat proses sedimentasi. Di Indonesia dataran rendah umumnya hasil sedimentasi
sungai. Dataran rendah ini disebut dataran aluvial. Dataran aluvial biasanya
berhadapan dengan pantai landai laut dangkal. Dataran ini biasanya tanahnya subur,
sehingga penduduknya lebih padat bila dibandingkan dengan daerah pegunungan.

5. Lembah
Anda mungkin sering menemukan atau menyebut daerah lembah. Lembah adalah
daerah rendah yang terletak di antara dua pegunungan atau dua gunung. Lembah
juga merupakan daerah yang mempunyai kedudukan lebih rendah dibandingkan
daerah sekitarnya. Lembah di daerah pegunungan lipatan sering disebut sinklin.
Lembah di daerah pegunungan patahan disebut graben atau slenk. Sedangkan
lembah di daerah yang bergunung-gunung disebut lembah antar pegunungan.
Sampai di sini mudah, bukan? Sekarang Anda bersama teman menyebutkan gunung,
pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, dan lembah yang ada di propinsimu.
Jika sudah selesai, mari kita lanjutkan pada bentuk muka bumi di lautan.

C. Bentuk Muka Bumi di Lautan
Pernahkah Anda menyelam sampai ke dasar laut? Jika pernah, tentunya Anda bisa
berceritera bahwa seperti halnya di daratan, bentuk muka bumi di lautan juga tidak rata.
Relief dasar laut tidak begitu besar variasinya dibandingkan dengan relief daratan. Hal ini disebabkan karena lemahnya erosi dan sedimentasi. Relief dasar laut terdiri dari bentukan-bentukan berupa:
1. Palung laut atau trog adalah daerah ingressi di laut yang bentuknya memanjang.
Contohnya, Palung Mindanau (10.830 meter), Palung Sunda (7.450 meter), dan
sebagainya.
2. Lubuk laut atau “basin” terjadi akibat tenaga tektonik, merupakan laut ingressi dan bentuknya bulat. Contohnya, Lubuk Sulu, Lubuk Sulawesi, Lubuk Banda, dan
sebagainya.
3. Gunung laut adalah gunung yang kakinya ada di dasar laut. Kadang-kadang puncak
gunung laut muncul tinggi di atas laut. Contohnya, Gunung Krakatau, Maona Loa di
Hawaii.
4. Punggung laut merupakan satuan atau deretan bukit di dalam laut. Contohnya,
punggung laut Sibolga.
5. Ambang laut atau drempel adalah punggung laut yang memisahkan dua bagian laut
atau dua laut yang dalam. Contohnya, Ambang Laut Sulu, Ambang Laut Sulawesi,
Ambang Laut Gibraltar, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di
bawah ini!
Secara umum dasar laut terdiri atas empat bagian. Pembagian ini dimulai dari bagian
daratan menuju ke tengah laut, adalah sebagai berikut:
1. Landasan Benua (Continental Shelf)
Continental shelf (landasan benua) adalah dasar laut yang berbatasan dengan benua.
Di dasar laut ini sering ditemukan juga lembah yang menyerupai sungai. Lembah
beberapa sungai yang terdapat di Continental Shelf ini merupakan bukti bahwa
dulunya continental shelf meupakan bagian daratan yang kemudian tenggelam.
2. Lereng Benua (Continental Slope)
Continental slope (lereng benua) biasanya terdapat di pinggir continental shelf. Daerah
continental slope bisa mencapai kedalaman 1500 m dengan sudut kemiringan
biasanya tidak lebih dari 5 derajat.
3. Deep Sea Plain
Deep sea plain meliputi dua pertiga seluruh dasar laut dan terletak pada kedalaman
lebih dari 1.500 m, biasanya relief di daerah ini bervariasi, mulai dari yang rata sampai
pada puncak vulkanik yang menyembul di atas permukaan laut sebagai pulau yang
terisolasi.
4. The Deeps
The deeps merupakan kebalikan dari deep sea plain. Hanya sebagian kecil dasar
lautan sebagai the deeps. The deeps permukaan laut adalah dasar laut dengan ciri
adanya palung laut (trog) dan mencapai kedalaman yang besar, misalnya di Samudera
Pasifik mencapai kedalaman 75.000 m.
Bagaimana, sudah paham? Jika masih belum, pelajari kembali terutama bagian yang
dianggap sulit. Jangan lupa buat rangkuman isi materi. Kalau sudah paham, kita lanjutkan
pada gejala-gejala vulkanisme.
Dataran Garis pantai
Paparan benua
Lereng benua
Timbulan benua
Gunung laut
Pulau gunung api
Palung laut dalam Igir tengah
lautan
Dataran Abyssal
Celah

D. Vulkanisme
Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya aktivitas magma disebut vulkanisme.
Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber
tenaga magma untuk menekan batuan yang ada di sekitarnya.
Lalu apa yang disebut magma? Magma adalah batuan cair pijar bertemperatur tinggi
yang terdapat di dalam kulit bumi, terjadi dari berbagai mineral dan gas yang terlarut di
dalamnya. Magma terjadi akibat adanya tekanan di dalam bumi yang amat besar,
walaupun suhunya cukup tinggi, tetapi batuan tetap padat. Jika terjadi pengurangan
tekanan, misalnya adanya retakan, tekanannya pun akan menurun sehingga batuan
tadi menjadi cair pijar atau disebut magma.
Magma bisa bergerak ke segala arah, bahkan bisa sampai ke permukaan bumi. Jika
gerakan magma tetap di bawah permukaan bumi disebut intrusi magma. Sedangkan
magma yang bergerak dan mencapai ke permukaan bumi disebut ekstrusi magma.
Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan gunung api atau disebut juga vulkan.
Hal ini berarti intrusi magma tidak mencapai ke permukaan bumi. Mungkin hanya sebagian
kecil intrusi magma yang bisa mencapai ke permukaan bumi. Namun yang perlu diingat
bahwa intrusi magma bisa mengangkat lapisan kulit bumi menjadi cembung hingga
membentuk tonjolan berupa pegunungan. Secara rinci, adanya intrusi magma (atau
disebut plutonisme) menghasilkan bermacam-macam bentuk (perhatikan gambar
penampang gunung api), yaitu:
1. Batolit adalah batuan beku yang terbentuk di dalam dapur magma, sebagai akibat
penurunan suhu yang sangat lambat.
2. Lakolit adalah magma yang menyusup di antara lapisan batuan yang menyebabkan
lapisan batuan di atasnya terangkat sehingga menyerupai lensa cembung, sementara
permukaan atasnya tetap rata.
3. Keping intrusi atau sill adalah lapisan magma yang tipis menyusup di antara lapisan batuan.
4. Intrusi korok atau gang adalah batuan hasil intrusi magma memotong lapisan-lapisan
litosfer dengan bentuk pipih atau lempeng.
5. Apolisa adalah semacam cabang dari intrusi gang namun lebih kecil.
6. Diatrema adalah batuan yang mengisi pipa letusan, berbentuk silinder, mulai dari
dapur magma sampai ke permukaan bumi.
Tentunya Anda masih ingat bahwa jika aktivitas magma mencapai ke permukaan bumi,
maka gerakan ini dinamakan ekstrusi magma. Jadi ekstrusi magma adalah proses
keluarnya magma ke permukaan bumi. Ekstrusi magma inilah yang menyebabkan
terjadinya gunung api. Ekstrusi magma tidak hanya terjadi di daratan tetapi juga bisa
terjadi di lautan. Oleh karena itu gunung berapi bisa terjadi di dasar lautan.
Secara umum ekstrusi magma dibagi dalam tiga macam, yaitu:
1. Ekstrusi linier, terjadi jika magma keluar lewat celah-celah retakan atau patahan
memanjang sehingga membentuk deretan gunung berapi. Misalnya Gunung Api Laki
di Eslandia, dan deretan gunung api di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
2. Ekstrusi areal, terjadi apabila letak magma dekat dengan permukaan bumi, sehingga
magma keluar meleleh di beberapa tempat pada suatu areal tertentu. Misalnya Yellow
Stone National Park di Amerika Serikat yang luasnya mencapai 10.000 km2.
3. Ekstrusi sentral, terjadi magma keluar melalui sebuah lubang (saluran magma) dan
membentuk gunung-gunung yang terpisah. Misalnya Gunung Krakatau, Gunung
Vesucius, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat erupsi dan bahan yang dikeluarkannya, ada 3 macam gunung berapi
sentral, yaitu:
1. Gunung api perisai. Gunung api ini terjadi karena magma yang keluar sangat encer.
Magma yang encer ini akan mengalir ke segala arah sehingga membentuk lereng
sangat landai. Ini berarti gunung ini tidak menjulang tinggi tetapi melebar. Contohnya:
Gunung Maona Loa dan Maona Kea di Kepulauan Hawaii.
2. Gunung api maar. Gunung api ini terjadi akibat adanya letusan eksplosif. Bahan
yang dikeluarkan relatif sedikit, karena sumber magmanya sangat dangkal dan sempit.
Gunung api ini biasanya tidak tinggi, dan terdiri dari timbunan bahan padat (efflata).
Di bekas kawahnya seperti sebuah cekungan yang kadang-kadang terisi air dan
tidak mustahil menjadi sebuah danau. Misalnya Danau Klakah di Lamongan atau
Danau Eifel di Prancis.
3. Gunung api strato. Gunung api ini terjadi akibat erupsi campuran antara eksplosif
dan efusif yang bergantian secara terus menerus. Hal ini menyebabkan lerengnya
berlapis-lapis dan terdiri dari bermacam-macam batuan. Gunung api inilah yang paling
banyak ditemukan di dunia termasuk di Indonesia. Misalnya gunung Merapi, Semeru,
Merbabu, Kelud, dan lain-lain.
Sampai di sini tampaknya pembahasan kita makin menarik. Sekarang kita lanjutkan
pada apa gejala yang terjadi pasca vulkanisme tadi.
E. Gejala Pasca Vulkanis
Jika Anda tinggal di dekat gunung api, mungkin pernah mengalami ketika gunung meletus.
Tentunya Anda bisa berceritera apa yang terjadi ketika gunung itu meletus, mengerikan,
menakutkan, atau mungkin membingungkan ketika Anda berlari mencari pertolongan?
Begitu pula setelah gunung itu meletus, apa yang terjadi di sekitar daerah gunung
tersebut?
Pada saat gunung berapi meletus, memuntahkan bahan material dari perut bumi ke
permukaan bumi. Bahan yang dikeluarkan gunung api yang meletus bisa mengeluarkan
wujud padat, wujud cair dan gas. Wujud padat seperti : batu besar, batu kecil, pasir, abu, dan batu apung. Wujud cair bisa berupa lava (aliran magma ke permukaan bumi dengan suhu tinggi) dan lahar panas (lumpur panas campuran lava dan air). Sedangkan wujud gas bisa berupa gas belerang, gas nitrogen, gas asam arang, dan uap air.
Bahan yang keluar dari gunung api; yang padat disebut efflata, yang cair disebut effusif
dan berupa gas disebut ekshalasi. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar di bawah ini!

Gunung api melakukan aktivitasnya mulai kegiatan yang lemah, meningkat ke lebih kuat,
sampai pada suatu waktu mencapai puncaknya yaitu letusan. Namun sebuah gunung
api akhirnya akan berhenti dari kegiatannya. Gunung api seperti ini biasanya dinyatakan
telah mati.
Gunung api yang dinyatakan mati bukan berarti hilang seluruh kegiatannya. Di sini magma
dalam periode pendinginan, masih tetap menunjukkan sisa kegiatannya. Kegiatan itu
sering disebut gejala pasca vulkanis. Pasca vulkanis ini dapat dibedakan dalam beberapa
bentuk gejala antara lain sumber gas, sumber air panas, sumber air mineral (mahdani),
dan geyser.
1. Sumber gas
Gas yang dikeluarkan bisa berupa sumber gas belerang (solfatar), sumber gas uap
air atau zat lemas, dan sumber gas asam arang atau disebut mofet. Gas belerang
banyak ditemukan di kepundan gunung api. Sumber uap air (fumarol) yang keluar
dengan tekanan tinggi dikenal sebagai tenaga geotermal. Sumber uap air ini bisa
digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, misalnya di Kamojang Jawa Barat, Dieng
Jawa Tengah, dan lain-lain.
Sedangkan gas asam arang sangat berbahaya karena dapat mematikan mahluk
hidup. Sumber gas asam arang dapat muncul sembarang waktu di kepundan gunung
api manapun. Oleh karena itu biasanya petugas Dinas Pengawasan Gunung Api
dari posnya di sekitar gunung, bisa memantau secara terus menerus kegiatan gunung
api tersebut, sehingga dapat memperingatkan penduduk setempat ketika gunung
Gunung Api Perisai Gunung Api Maar
Gunung Api Strato mengeluarkan gas beracun tersebut. Namun ada kalanya gas racun ini keluar secara tiba-tiba , seperti yang terjadi tahun 1979 di kawah Timbangan dan Nila Dieng Jawa Tengah yang menewaskan sekitar 149 jiwa.

2. Sumber air panas
Air tanah berasal dari hujan yang meresap ke dalam tanah. Begitu pula di gunung
api, air hujan meresap ke dalam bergerak ke bagian yang lebih dalam dan mendekati
batuan yang masih panas (sisa kegiatan vulkanis). Akibatnya air menjadi panas,
bahkan sampai mendidih. Melalui celah-celah batuan di bagian bawah air itu keluar
sebagai mata air panas.Misalnya, sumber air panas di Garut dan Cianjur Jawa Barat,
Baturaden Jawa Tengah, Tretes Jawa Timur, dan di tempat lainnya.
3. Sumber air mineral
Seperti halnya sumber air panas, sumber air mineral terjadi karena pemanasan air
oleh sisa kegiatan vulkanik. Namun dalam sumber air ini terlarut zat kimia produk
gunung api, sehingga air itu mengandung belerang atau zat kimia lain. Sumber air
mineral ini banyak ditemukan di daerah sekitar gunung api yang aktif atau yang
sudah istirahat, misalnya di Maribaya dan Ciater sekitar gunung Tangkuban Perahu
Jawa Barat.
4. Geyser
Geyser adalah sumber mata air panas yang memancar secara berkala. Geyser terjadi
karena gas panas yang asalnya dari batuan magma memanaskan bagian bawah air
yang terdapat dalam celah di dalam bumi. Uap air yang terjadi tidak dapat
mengadakan sirkulasi sampai ke permukaan bumi sehingga terjadilah akumulasi
uap air setempat. Ketika ada jalan keluar ke permukaan bumi terjadilah pancaran air
dengan suhu yang cukup tinggi. Contoh geyser yang sangat terkenal terdapat di
Yellow Stone National Park California Amerika Serikat.
Mudah bukan? Sekarang Anda fikirkan apa manfaat pasca vulkanik bagi manusia?
Anda berikan pula beberapa contoh di daerah terdekat. Hasilnya diskusikan dengan
teman; dan laporkan hasil diskusi Anda kepada guru.

F. Manfaat Vulkanisme
Kegiatan gunung berapi memiliki banyak manfaat bagi mahluk hidup khususnya manusia.
Manfaat tersebut di antaranya:
1. Menyuburkan tanah
Pernahkah Anda berfikir kenapa penduduk Indonesia sebagian besar berada di pulau
Jawa? Salah satu alasannya adalah pulau Jawa tanahnya subur. Kesuburan tanah
ini diakibatkan oleh banyaknya gunung api yang terdapat di pulau Jawa. Ini barangkali
salah satu manfaat kegiatan vulkanisme. Kenapa gunung api bisa menyuburkan
tanah?
Ketika gunung meletus banyak mengeluarkan abu. Abu vulkanik ini pada awalnya
menutupi daerah pertanian dan merusak tanaman yang ada. Namun dalam jangka
waktu setahun atau dua tahun saja, tanah ini menjadi jauh lebih subur. Kesuburan
ini dapat bertahan lama bahkan bisa puluhan tahun. Selain itu tanah hancuran bahan
vulkanik sangat banyak mengandung unsur hara yang menyuburkan tanah.
2. Bahan galian
Bahan galian yang sangat berharga banyak dihasilkan gunung api. Pada saat gunung
api masih aktif dihasilkan bahan galian seperti : belerang, pasir, batu bangunan,
tras, batu apung, dan sebagainya. Sedangkan pada saat gunung api yang istirahat
dapat dihasilkan bahan tambang seperti : emas, perak, besi, timah, marmer, dan
lainnya. Di samping itu banyak pula batuan malihan akibat persinggungan magma
dengan mineral tertentu, sehingga terbentuk cadangan mineral baru yang lebih
berharga, seperti tembaga, batu pualam, dan kokas.
3. Obyek wisata
Jika Anda pernah mengunjungi kawah Gunung Bromo di Jawa Timur atau Gunung
Tangkuban Perahu di Jawa Barat tentunya Anda akan bisa berceritera indahnya
gunung api. Memang gunung api bisa menjadi obyek wisata alam yang menarik. Di
sini kita bisa menyaksikan kepundan yang menarik, pemandangan yang indah, hawa
yang sejuk dan segar, aroma bau belerang, atau keanehan dan keindahan lain yang
hanya bisa ditemukan di sekitar gunung api.
4. Penangkap air hujan
Gunung api juga bermanfaat sebagai penangkap hujan yang baik. Dengan tanahnya
yang subur, berakibat pada tumbuh suburnya berbagai tumbuhan dan hutan yang
lebat. Ini berarti gunung berapi menjadi tempat reservoir air tanah yang sangat baik.
Hutan lebat ini bisa menghasilkan mata air yang sangat berguna terutama sebagai
sumber air di musim kemarau. Sedangkan musim hujan, hutan dapat menyerap air
dan menahan erosi/longsor sehingga dapat mencegah terjadinya banjir.
Selain memberikan manfaat, ternyata vulkanisme juga membawa permasalahan.
Coba Anda diskusikan dengan teman, apa permasalahan dari vulkanisme? Setelah
berdiskusi dan mendapatkan hasilnya, coba Anda cocokkan dengan uraian berikut!
G. Permasalahan Vulkanisme
Pengaruh kegiatan vulkanisme selain yang menguntungkan tadi, ternyata bisa
menimbulkan masalah terutama terhadap lingkungan di sekitarnya. Gunung api
khususnya saat meletus dapat membahayakan dan mengancam jiwa. Bahaya tersebut
di antaranya:
1. Pada waktu terjadi letusan, semburan lapili, dan pasir panas dapat merusak bangunan,
lahan pertanian, tanaman, bahkan hewan di sekitar gunung api. Abu vulkanik yang
bisa menyebar secara luas juga dapat mengganggu dan membahayakan
penerbangan. Aliran lava dan lahar panas dapat merusak bangunan dan lahan
pertanian yang dilaluinya.
2. Gas beracun yang dikeluarkan pada saat erupsi dapat mengancam mahluk hidup
termasuk manusia. Misalnya pada saat letusan kawah Timbangan dan Sinila tahun
1979, sekitar 149 jiwa manusia meninggal akibat menghirup gas beracun.
18
3. Bahan yang dikeluarkan gunung berapi biasanya menumpuk di puncak dan lerenglereng
gunung. Pada waktu hujan, bahan-bahan ini terbawa oleh air hujan menjadi
lahar dingin. Lahar dingin akan merusak daerah yang dilaluinya, seperti sungai, lahan
pertanian, rumah, dan lain-lain. Misalnya lahar dingin gunung Merapi di Jawa Tengah
sering melanda daerah Magelang dan Yogyakarta.
Sampai di sini bagaimana, bisa dipahami, Jika masih belum, coba Anda baca kembali
terutama bagian yang dianggap sulit. Apabila sudah paham Anda kerjakan latihan berikut
ini. Anda juga boleh mengerjakan latihan sambil berdiskusi dengan teman dekatmu.

KEGIATAN 1
Tidak terasa kini Anda telah selesai mempelajari uraian modul kegiatan satu. Sekarang
jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Permukaan bumi bisa berubah disebabkan oleh tenaga endogen dan tenaga eksogen.
Jelaskan perbedaan kedua tenaga tersebut!
2. Sebutkan minimal 3 bentuk muka bumi yang ditemukan di daratan!
3. Sebutkan minimal 3 bentuk muka bumi yang ditemukan di lautan!
4. Jika gunung api berhenti meletus (masa istirahat) di sekitar gunung api sering ditemukan gejala pasca vulkanisme. Coba Anda sebutkan 3 gejala pasca vulkanisme tersebut!
5. Jelaskan manfaat vulkanisme bagi kehidupan manusia!
6. Jelaskan masalah yang terjadi pada saat gunung api meletus!
Setelah selesai Anda menjawab tugas 1 ini, cocokkan jawaban Anda dengan kunci tugas
yang terdapat pada akhir modul. Jika Anda mampu menjawab benar semua atau menjawab
benar minimal 4 dari 6 soal tersebut, silakan Anda lanjutkan mempelajari kegiatan belajar 2.
Namun apabila yang benar hanya 3, 2, atau 1 nomor, apalagi salah semua, Anda diharuskan
untuk mempelajari kembali materi kegiatan 1.
Selamat mengerjakan tugas 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar