Iklim adalah kondisi rata-rata cuaca dalam waktu yang panjang. Studi tentang iklim dipelajari dalam meteorologi. Iklim di bumi sangat dipengaruhi oleh posisi matahari terhadap bumi. Terdapat beberapa klasifikasi iklim di bumi ini yang ditentukan oleh letak geografis. Secara umum kita dapat menyebutnya sebagai iklim tropis, lintang menengah dan lintang tinggi. Ilmu yang mempelajari tentang iklim adalah klimatologi
MACAM-MACAM IKLIM :
A.IKLIM MATAHARI
Iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari yang diterima oleh permukaan bumi. Pembagiannya dapat Anda perhatikan pada gambar 24 berikut.
Berikut adalah pembagian iklim matahari :
1. Iklim Tropis
Iklim tropis terletak antara 0° - 231/2° LU/LS dan hampir 40 % dari permukaan bumi.
Ciri-ciri iklim tropis adalah sebagai berikut:
1. Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.
2. Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di kwatulistiwa antara 1 - 5°C, sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.
3. Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
4. Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.
2. Iklim Sub Tropis
Iklim sub tropis terletak antara 231/2° - 40°LU/LS. Daerah ini merupakan peralihan antara iklim tropis dan iklim sedang.
Ciri-ciri iklim sub tropis adalah sebagai berikut:
1. Batas yang tegas tidak dapat ditentukan dan merupakan daerah peralihan dari daerah iklim tropis ke iklim sedang.
2. Terdapat empat musim, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi. Tetapi musim dingin pada iklim ini tidak terlalu dingin. Begitu pula dengan musim panas tidak terlalu panas.
3. Suhu sepanjang tahun menyenangkan. Maksudnya tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.
4. Daerah sub tropis yang musim hujannya jatuh pada musim dingin dan musim panasnya kering disebut daerah iklim Mediterania, dan jika hujan jatuh pada musim panas dan musim dinginnya kering disebut daerah iklim Tiongkok.
3. Iklim Sedang
Iklim sedang terletak antara 40°- 661/2° LU/LS. Ciri-ciri iklim sedang adalah sebagai berikut:
1. Banyak terdapat gerakan-gerakan udara siklonal, tekanan udara yang sering berubah-ubah, arah angin yang bertiup berubah-ubah tidak menentu, dan sering terjadi badai secara tiba-tiba.
2. Amplitudo suhu tahunan lebih besar dan amplitudo suhu harian lebih kecil dibandingkan dengan yang terdapat pada daerah iklim tropis.
4. Iklim Dingin (Kutub)
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai iklim kutub. Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.
Ciri-ciri iklim tundra adalah sebagai berikut:
1. Musim dingin berlangsung lama
2. Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
3. Udaranya kering.
4. Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
5. Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
6. Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah.
7. Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
8. Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan pantai utara Siberia.
Sedangkan ciri-ciri iklim es atau iklim kutub adalah sebagai berikut:
1. Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.
2. Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan Antartika di kutub selatan.
B. Iklim Fisis
Apa yang dimaksud dengan iklim fisis?. Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah hujan. Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran tinggi, iklim gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
1. Iklim Köppen
Klasifikasi iklim Köppen adalah salah satu sistem klasifikasi iklim yang paling banyak digunakan secara luas. Sistem ini dikembangkan oleh Wladimir Köppen, seorang ahli iklim Jerman, sekitar tahun 1884 (dengan beberapa perubahan oleh Köppen, tahun 1918 dan 1936). Kemudian, seorang ahli iklim Jerman yang bernama Rudolf Geiger bekerjasama dengan Köppen untuk merubah sistem klasifikasi, sehingga sistem ini kadang-kadang disebut sebagai sistem klasifikasi Köppen–Geiger .
Sistem klasifikasi ini didasarkan pada konsep bahwa tanaman adalah ekspresi terbaik iklim; dan, lingkaran zona iklim telah dipilih dengan distribusi tanaman. Sistem ini menggabungkan temperatur dan kelembaban rata-rata bulanan dan tahunan, dan kelembaban musiman.[2]
Daftar isi
[sembunyikan]
* 1 Skema
o 1.1 KELOMPOK A: Iklim tropis/megatermal
o 1.2 KELOMPOK B: Iklim kering (gersang dan semigersang)
o 1.3 KELOMPOK C: Iklim sedang/mesotermal
o 1.4 Kelompok D: Iklim benua/mikrotermal
o 1.5 KELOMPOK E: Iklim kutub
* 2 Catatan kaki
* 3 Pranala luar
Klasifikasi iklim Köppen membagi iklim menjadi lima kelompok dan beberapa jenis dan subjenis. Setiap jenis iklim diwakili oleh simbol 2 hingga 4 huruf.
[sunting] KELOMPOK A: Iklim tropis/megatermal
Iklim tropis berkarakter temperatur tinggi (pada permukaan laut atau ketinggian rendah) — dua belas bulan memiliki temperatur rata-rata 18 °C (64.4 °F) atau lebih tinggi. Terbagi menjadi:
* Iklim hutan hujan tropis (Af):[3] Mengalami kelembaban 60 mm (2,4 in) ke atas sepanjang 12 bulan. Iklim ini terjadi pada garis lintang 5-10° dari khatulistiwa. Di beberapa wilayah pantai timur, dapat pula mencapai 25° dari khatulistiwa. Iklim ini didominasi oleh Sistem Tekanan Rendah Doldrums sepanjang tahun, oleh sebab itu tidak mengalami perubahan musim.
o Contoh:
+ Indonesia
+ Kuala Lumpur, Malaysia
+ Belém, Brasil
+ Hilo, Hawaii, Amerika Serikat
+ Singapura
* Iklim monsun tropis (Am)
Contoh:
Conakry, Guinea
Chittagong, Bangladesh
* Iklim basah dan kering atau sabana tropis (Aw).
Contoh:
Bangalore, India
Veracruz, Meksiko
Townsville, Australia
KELOMPOK B: Iklim kering (gersang dan semigersang)
Contoh:
Yuma, Arizona (BWh)
Almería, Spanyol (BWh)
Cobar, New South Wales, Australia (BSh)
Murcia, Spanyol (BSh)
Medicine Hat, Alberta, Kanada (BSk)
Enna, Italia (BSh)
KELOMPOK C: Iklim sedang/mesotermal
* Iklim Mediterania (Csa, Csb)
Contoh:
Split, Kroasia (Csa)
Madrid, Spanyol (Csa)
Marseille, Perancis (Csa)
Yalta, Ukraina (Csa)
Los Angeles, California (Csa)
Barcelona, Spanyol (Csa)
Santiago, Chili(Csb)
Adelaide, Australia (Csa)
Perth, Australia (Csa)
Risan, Montenegro (Csb)
Porto, Portugal (Csb)
San Francisco, California (Csb)
Victoria, British Columbia (Csb)
* Iklim subtropis (Cfa, Cwa)
Contoh:
New York City, New York (Cfa)
Dallas, Texas (Cfa)
Milan, Italia (Cfa)
Buenos Aires, Argentina (Cfa)
Brisbane, Australia (Cfa)
Atlanta, Georgia (Cfa)
Porto Alegre, Brazil (Cfa)
Luodian, Guizhou, Cina (Cwa)
Sydney, Australia (Cfa).
* Iklim sedang maritim atau iklim laut (Cfb, Cwb)
Contoh:
Limoges, Perancis (Cfb)
Langebaanweg, Afrika Selatan (Cfb)
Curitiba, Brazil (Cfb)
Prince Rupert, British Columbia, Kanada (Cfb)
Bergen, Norwegia (Cfb)
* Iklim subarktik maritim atau iklim laut subkutub (Cfc)
Examples:
Punta Arenas, Chili (Cfc)
Monte Dinero, Argentina (Cfc)
Reykjavík, Islandia (Cfc)
Tórshavn, Kepulauan Faroe (Cfc)
Harstad, Norwegia (Cfc).
[sunting] Kelompok D: Iklim benua/mikrotermal
* Iklim benua musim panas (Dfa, Dwa, Dsa)
Contoh:
Chicago, Illinois (Dfa)
Santaquin, Utah (Dfa)
Seoul, Korea Selatan (Dwa) Cambridge, Idaho (Csa) Saqqez, Iran (Csa)
* Iklim benua musim panas hangat atau hemiboreal (Dfb, Dwb, Dsb)
Contoh:
Ankara, Turki (Dsb)
Moncton, New Brunswick, Kanada (Dfb)
Minsk, Belarus (Dfb)
Revelstoke, British Columbia, Kanada (Dfb)
Fargo, North Dakota, (Dfb)
Vladivostok, Rusia (Dwb).
Stockholm, Swedia (Dfb)
* Iklim subarktik kontinental atau boreal (taiga) (Dfc, Dwc, Dsc)
contoh:
Sept-Îles, Quebec, Kanada (Dfc)
Anchorage, Alaska (Dfc)
Mount Robson, British Columbia, Kanada (Dfc)
Irkutsk, Rusia (Dwc).
Kirkenes, Finnmark, Norwegia (Dfc)
* Iklim subarktik kontinental dengan musim dingin ekstrim (Dfd, Dwd)
Verkhoyansk
Oymyakon
[sunting] KELOMPOK E: Iklim kutub
* Iklim tundra (ET)
Examples:
Iqaluit, Nunavut, Kanada
Provideniya, Rusia
Deception Island, Antarktika.
Longyearbyen, Svalbard
* Iklim kutub es (EF)
Antarktika (Scott Base)
Greenland (Eismitte atau North Ice)
2.Sistem Klasifikasi Mohr
Klasifikasi Mohr didasarkan pada hubungan antara penguapan dan besarnya curah hujan, dari hubungan ini didapatkan tiga jenis pembagian bulan dalam kurun waktu satu tahun dimana keadaan yang disebut bulan basah apabila curah hujan >100 mm per bulan, bulan lembab bila curah hujan bulan berkisar antara 100 – 60 mm dan bulan kering bila curah hujan < 60 mm per bulan (Anon, ?).
3. Sistem Klasifikasi Schmidt-Ferguson
Sistem iklim ini sangat terkenal di Indonesia. Menurut Irianto, dkk (2000) penyusunan peta iklim menurut klasifikasi Schmidt-Ferguson lebih banyak digunakan untuk iklim hutan. Pengklasifikasian iklim menurut Schmidt-Ferguson ini didasarkan pada nisbah bulan basah dan bulan kering seperti kriteria bulan basah dan bulan kering klsifikasi iklim Mohr. Pencarian rata-rata bulan kering atau bulan basah (X) dalam klasifikasian iklim Schmidt-Ferguson dilakukan dengan membandingkan jumlah/frekwensi bulan kering atau bulan basah selama tahun pengamatan ( åf ) dengan banyaknya tahun pengamatan (n) (Anon, ? ; Safi’i, 1995).
Schmidt-Fergoson membagi tipe-tipe iklim dan jenis vegetasi yang tumbuh di tipe iklim tersebut adalah sebagai berikut; tipe iklim A (sangat basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim B (basah) jenis vegetasinya adalah hutan hujan tropis, tipe iklim C (agak basah) jenis vegetasinya adalah hutan dengan jenis tanaman yang mampu menggugurkan daunnya dimusim kemarau, tipe iklim D (sedang) jenis vegetasi adalah hutan musim, tipe iklim E (agak kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim F (kering) jenis vegetasinya hutan savana, tipe iklim G (sangat kering) jenis vegetasinya padang ilalang dan tipe iklim H (ekstrim kering) jenis vegetasinya adalah padang ilalang (Syamsulbahri, 1987).
4. Sistem Klasifikasi Oldeman
Klasifikasi iklim yang dilakukan oleh Oldeman didasarkan kepada jumlah kebutuhan air oleh tanaman, terutama pada tanaman padi. Penyusunan tipe iklimnya berdasarkan jumlah bulan basah yang berlansung secara berturut-turut.
Oldeman, et al (1980) mengungkapkan bahwa kebutuhan air untuk tanaman padi adalah 150 mm per bulan sedangkan untuk tanaman palawija adalah 70 mm/bulan, dengan asumsi bahwa peluang terjadinya hujan yang sama adalah 75% maka untuk mencukupi kebutuhan air tanaman padi 150 mm/bulan diperlukan curah hujan sebesar 220 mm/bulan, sedangkan untuk mencukupi kebutuhan air untuk tanaman palawija diperlukan curah hujan sebesar 120 mm/bulan, sehingga menurut Oldeman suatu bulan dikatakan bulan basah apabila mempunyai curah hujan bulanan lebih besar dari 200 mm dan dikatakan bulan kering apabila curah hujan bulanan lebih kecil dari 100 mm.
Lamanya periode pertumbuhan padi terutama ditentukan oleh jenis/varietas yang digunakan, sehingga periode 5 bulan basah berurutan dalan satu tahun dipandang optimal untuk satu kali tanam. Jika lebih dari 9 bulan basah maka petani dapat melakukan 2 kali masa tanam. Jika kurang dari 3 bulan basah berurutan, maka tidak dapat membudidayakan padi tanpa irigasi tambahan (Tjasyono, 2004).
Oldeman membagi lima zona iklim dan lima sub zona iklim. Zona iklim merupakan pembagian dari banyaknya jumlah bulan basah berturut-turut yang terjadi dalam setahun. Sedangkan sub zona iklim merupakan banyaknya jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun. Pemberian nama Zone iklim berdasarkan huruf yaitu zone A, zone B, zone C, zone D dan zone E sedangkan pemberian nama sub zone berdasarkana angka yaitu sub 1, sub 2, sub 3 sub 4 dan sub 5.
Zone A dapat ditanami padi terus menerus sepanjang tahun. Zone B hanya dapat ditanami padi 2 periode dalam setahun. Zone C, dapat ditanami padi 2 kali panen dalam setahun, dimana penanaman padi yang jatuh saat curah hujan di bawah 200 mm per bulan dilakukan dengan sistem gogo rancah. Zone D, hanya dapat ditanami padi satu kali masa tanam. Zone E, penanaman padi tidak dianjurkan tanpa adanya irigasi yang baik. (Oldeman, et al., 1980)
5. Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.
Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai berikut:
1. Suhu rata-rata tahunan rendah;
2. Amplitudo suhu harian rendah/kecil;
3. Banyak awan, dan
4. Sering hujan lebat disertai badai.
Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
1. Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;
2. Banyak awan;
3. Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;
4. Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.
6. Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang.
Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40(, yaitu sebagai berikut:
1. Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil; dan
2. Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.
Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
1. Amplitudo suhu tahunan besar;
2. Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah; dan
3. Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
7. Iklim Dataran Tinggi
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
1. Amplitudo suhu harian dan tahunan besar;
2. Udara kering,
3. Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah; dan
4. Jarang turun hujan.
8.Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
1. Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi;
2. Terdapat di daerah sedang;
3. Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil;
4. Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan hujan;
5. Kadang banyak turun salju.
Iklim di Indonesia
Di Indonesia terdapat tiga jenis iklim yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu iklim musim (muson), iklim tropica (iklim panas), dan iklim laut.
Iklim yang di kenal di Indonesia ada tiga iklim antara lain terdiri dari iklim musim (muson), iklim tropika (iklim panas), dan iklim laut.
1. Iklim Musim (iklim Muson)
Iklim Muson terjadi karena pengaruh angin musim yang bertiup berganti arah tiap-tiap setengah tahun sekali. Angin musim di Indonesia terdiri atas Musim Barat Daya dan Angin Musim Timur Laut.
* Angin Musim Barat Daya.
Angin Musim Barat Daya adalah angin yang bertiup antara bulan Oktober sampai April sifatnya basah. Pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim penghujan
* Angin Musim Timur Laut.
Angin Musim Timur Laut adalah angin yang bertiup antara bulan April sampai Oktober, sifatnya kering. Akibatnya, pada bulan-bulan tersebut, Indonesia mengalami musim kemarau.
2. Iklim Tropika (Iklim Panas)
Indonesia terletak di sekitar garis khatulistiwa. Akibatnya, Indonesia termasuk daerah tropika (panas). Keadaan cuaca di Indonesia rata-rata panas mengakibatkan negara Indonesia beriklim tropika (panas), Iklim ini berakibat banyak hujan yang disebut Hujan Naik Tropika.
3. Iklim Laut.
Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagian besar tanah daratan Indonesia dikelilingi oleh laut atau samudra. Itulah sebabnya di Indonesia terdapat iklim laut. Sifat iklim ini lembab dan banyak mendatangkan hujan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar